Jumat, 03 Juni 2011

CINTA SEORANG SAHABAT

Ketika aku harus diam tanpa kata…dan hati terasa sepi… dalam sebuah ruang doa di mana aku dan jiwaku menatap SANG HIDUP yang tergantung kaku di pojok kamarku, aku lukiskan coretan tangan ini untukmu yang nun jauh di sana. Aku menyadari…bahwa hitam di atas putih mungkin tidak mewakili rindu yang ada di hati ini. Namun bersama hembusan angin malam, aku mohon dengan sangat agar ia menyampaikan kata hatiku bahwa I MISSED YOU… seharusnya kamu mengerti CINTA SEBAGAI SEORANG SAHABAT…melebihi segalanya.
Keikhlasanku mungkin tak pernah kamu sadari..bukan karena ketidakpercayaanmu akan ketulusanku, tetapi semata karena tempat dan waktu serta gunung tinggi dan lautan luas yang memisahkan kita. Dalam keremangan cahaya lilin yang membuka cakrawala imajinasiku di saat aku goreskan kata-kata ini…aku temui dirimu yang telah mengajarkan kepadaku arti sebuah CINTA…CINTA SEORANG SAHABAT. Terus terang saja…lilin-lilin ini membuat pikiranku terang terus…

Seandainya mulutku tak mampu berkata-kata dan tanganku kaku ‘tuk menggoreskan kata-kata ini…akan kudendangkan sebuah DOA untukmu sahabatku—doa sebagai sebuah ungkapan cinta yang murni. Sebab semestinya kamu menyadari pula bahwa CINTA PERSAHABATAN yang murni adalah pertemuan dua hati dalam nama TUHAN. dalam keheningan doa…akan kumohonkan agar Malaikat Tuhan mengirimkan CINTA PERSAHABATAN yang murni kepada kita.

Maaf..seribu maaf, bila kamu salah mengerti akan KATA CINTA yang coba kurangkaikan dengan indah ini. Seharusnya kamu camkan kata-kataku ini. Bahwa:
Kata cintaku BUKANLAH bahasa cinta erotis yang terdorong oleh hasrat hatiku yang penuh dengan gejolak manusiawiku. Bukan… Nada cintaku BUKAN pula bahasa cinta phylia yang mungkin bagi kebanyakan orang terasa begitu eksklusif. Suara cintaku adalah rangkaian kata-kata hati agape: ungkapan CINTA yang dibisikkan oleh DIA, SANG EMPUNYA CINTA dan kepada DIA pula kita mempersembahkan CINTA itu…Aku memang terlahir untuk menjadi seorang yang bebas-LIBEROS seperti awan, tak lekat hati, tanpa ayah, tanpa ibu, tanpa saudari, tanpa sanak keluarga, tanpa pershabatan duniawi, tanpa harta, tanpa masalah dan persoalan, tanpa tanpa kehendak sendiri. Mungkin bagimu terasa sungguh mengerikan… Itulah aku. Sebab aku memang hidup di dunia tapi aku bukan lagi hidup untuk dunia. Di seberang sana tempat kita bertemu takkan pernah kekurangan CINTA. Marilah kita meraihnya. 

Akhir kata…kutitipkan sebuah kalimat penuh makna…yang kupinjam dari negeri seberang: ICH LIEBE DICH… Setelah engkau mengarahkan matamu pada CORETAN HATI ini dan pikiranmu terbuai dalam NADA KASIH ini…seharusnya yang kamu lakukan sekarang adalah hiasilah dinding hatimu dengan kata: CINTA SEORANG SAHABAT.




By: Hedyharto, SMM
(Memorable X-perience ... 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar